Cinta Gagal, Potong Alat Vital Sendiri

illustrasi orang sakit


Picik banget pikiran Giyono, 30 (bukan nama sebenarnya), dari Lampung ini. Jika tak punya pacar dikiranya alat vital tiada guna, sehingga tanpa pikir panjang dipotongnya sendiri, kress! Lebih dari itu, pisau dapur pun ditusukkan ke perutnya, juss. Gegerlah keluarga dan tetangga, karena Giyono kemudian teriak kesakitan.

Cinta itu kadang semanis madu, tapi bisa juga sepahit tablet kinina. Terasa manis, ketika gelora hati dan aspirasi urusan bawahnya kesampaian. Tapi menjadi pahit bagaikan empedu saat cintanya kandas atau dikhianati. Bagi orang yang terlalu mengagung-agungkan cinta, ditinggal kekasih benar-benar merasa kehilangan segalanya. Tak ada lagi pegangan hidup, di samping tak ada lagi yang dipegang-pegang.

Agaknya Giyono warga  Wiyono, Kecamatan Gedongtataan, Pesawaran (Lampung) ini termasuk lelaki pengagung cinta. Baginya, cinta adalah energi kehidupan. Karena cinta semangatnya menjadi menyala-nyala untuk rajin bekerja. Dan karena cinta pula, dunia menjadi nampak begitu indah ketika dekat dengan si dia, duduk di sampingnya, apa lagi di atasnya.

Ceritanya, kekasih Giyono yang bernama Sundari tinggal di Desa Bandarjaya. Sudah lama mereka menjalin asmara, dan  semua sudah setuju untuk ditingkatkan dari koalisi ke eksekusi.  Maksudnya menikah resmi, membentuk kelurga sakinah, mawadah warahmah dan punya pembantu bernama Sukinah.

Beberapa hari lalu kembali ke rumah Sundari. Pulang dari rumah kekasih mampir ke rumah pamannya sesama di Bandarjaya. Tapi kali ini wajahnya tidak ceria, bahkan seperti ditekuk macam lipatan perut penderita obesitas. Saat ditanya paman, jawabnya pendek saja: sedang ada masalah. Takut dianggap intervensi, sang paman tidak bertanya lebih lanjut.

Ternyata dia langsung masuk kamar. Sore harinya terdengar teriakan mengagetkan dari kamar Giyono. Begitu dibuka, ya ampun. Kamarnya penuh darah. Perutnya terluka, sementara “burung” miliknya juga nyaris putus dari pangkalannya. Sadar apa yang terjadi, si paman segera berteriak minta tolong. Para tetangga pun bergegas membawanya ke RSUDM Dr Toni, Bandar Lampung.

Giyono belum bisa ditanyai mengingat kondisinya kritis. Tapi dari si paman dapat gambaran bahwa Giyono putus asa karena cintanya diputuskan secara sepihak oleh Sundari. Pikir lelaki cengeng itu mungkin, tanpa Sundari sebagai pendamping hidup, percuma saja punya “burung” segala. Maka dari pada menyiksa pikiran, diamputasi saja si “burung” yang tidak mujur tersebut.

Perutnya sudah berhasil dijahit, tapi “burung” Giyono tak bisa disambung lagi karena tenggang waktu yang terlalu lama. Warga sangat menyesalkan sikap anak muda yang terlalu gegabah itu. Padahal lelaki tanpa “burung” sama saja aji godong jati aking (lebih berharga daun jati kering).

Nggak punya burung kakak tua, ya nggak bisa hinggap di jendela. (JPNN/Gunarso TS)[Sumber : poskotanews.com]



from Info Indonesia http://ift.tt/2tVyGdf

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cinta Gagal, Potong Alat Vital Sendiri"

Post a Comment