Malaysia Belajar Teknologi Pembuatan Satelit Indonesia
Satelit LAPAN [Viva] ★
Tidak bisa dipungkiri, Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang paling maju dalam bidang penerbangan dan antariksa. Hal tersebut praktis mengundang beberapa negara tetangga yang tertarik bekerja sama dalam bidang ini.
Setelah beberapa waktu yang lalu, Jawatan Perikanan Malaysia berkunjung ke LAPAN untuk berdialog dengan peneliti LAPAN mengenai Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), selanjutnya pada Senin (08/05) Norilmi Amalia dan tim berkunjung ke Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN di Bogor.
Norilmi Amalia adalah seorang dosen dari Universiti Sains Malaysia (USM) yang juga sebagai Kepala Proyek MYSat – Malaysia. Kedatangan Norilmi dan tim disambut oleh Kepala Bidang Diseminasi Pusteksat, Iwan Faizal didampingi tim Surya Satellite dari Surya University.
LAPAN mempresentasikan mengenai satelit LAPAN-A1/ TUBSat, LAPAN-A2/ Orari, LAPAN-A3/ IPB yang telah diluncurkan dan perkembangan satelit LAPAN-A4 dan A-5. Lalu, tim Surya Satellite mempresentasikan perkembangan satelit mereka yaitu Surya Satellite 1 (SS1) yang sedang mereka kerjakan di bawah bimbingan peneliti Pusteksat. Tim USM juga menjelaskan kondisi perkembangan teknologi khususnya mengenai satelit di negara Malaysia.
Acara dilanjutkan dengan kunjungan ke berbagai fasilitas Pusteksat. Mereka mengunjungi ruang Assembly, Integration and Test (AIT) dilanjutkan menuju Ground Station Pusteksat sebuah ruangan untuk memonitor satelit. Saat berada di ruang monitoring satelit tersebut, tim USM dijelaskan tentang monitoring satelit dan diperlihatkan sampel data yang berhasil diperoleh satelit LAPAN. Kunjungan dilanjutkan demo pertunjukan SS1 dari Surya Satellite, khususnya tentang cara kerja satelit tersebut. Selanjutnya acara diakhiri dengan tukar-menukar cinderamata dan foto bersama.
Tidak bisa dipungkiri, Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang paling maju dalam bidang penerbangan dan antariksa. Hal tersebut praktis mengundang beberapa negara tetangga yang tertarik bekerja sama dalam bidang ini.
Setelah beberapa waktu yang lalu, Jawatan Perikanan Malaysia berkunjung ke LAPAN untuk berdialog dengan peneliti LAPAN mengenai Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), selanjutnya pada Senin (08/05) Norilmi Amalia dan tim berkunjung ke Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN di Bogor.
Norilmi Amalia adalah seorang dosen dari Universiti Sains Malaysia (USM) yang juga sebagai Kepala Proyek MYSat – Malaysia. Kedatangan Norilmi dan tim disambut oleh Kepala Bidang Diseminasi Pusteksat, Iwan Faizal didampingi tim Surya Satellite dari Surya University.
LAPAN mempresentasikan mengenai satelit LAPAN-A1/ TUBSat, LAPAN-A2/ Orari, LAPAN-A3/ IPB yang telah diluncurkan dan perkembangan satelit LAPAN-A4 dan A-5. Lalu, tim Surya Satellite mempresentasikan perkembangan satelit mereka yaitu Surya Satellite 1 (SS1) yang sedang mereka kerjakan di bawah bimbingan peneliti Pusteksat. Tim USM juga menjelaskan kondisi perkembangan teknologi khususnya mengenai satelit di negara Malaysia.
Acara dilanjutkan dengan kunjungan ke berbagai fasilitas Pusteksat. Mereka mengunjungi ruang Assembly, Integration and Test (AIT) dilanjutkan menuju Ground Station Pusteksat sebuah ruangan untuk memonitor satelit. Saat berada di ruang monitoring satelit tersebut, tim USM dijelaskan tentang monitoring satelit dan diperlihatkan sampel data yang berhasil diperoleh satelit LAPAN. Kunjungan dilanjutkan demo pertunjukan SS1 dari Surya Satellite, khususnya tentang cara kerja satelit tersebut. Selanjutnya acara diakhiri dengan tukar-menukar cinderamata dan foto bersama.
★ LAPAN
0 Response to "Malaysia Belajar Teknologi Pembuatan Satelit Indonesia"
Post a Comment