Ramalan Meleset, 1.000 Jin Mbah Mijan Gagal Menangkan Ahok, Beginilah Cara Dia Ngeles
Paranormal Mbah mijan diserbu netizen.
Pasalnya sebelum pemilihan Mbah Mijan sesuambar akan menurunkan 1.000 jin untuk mengawal Pilkada.
Paranormal ini juga sebelumnya meramal jika Ahok-Djarot akan terpilih kembali.
“Selamat kepada bapak Purnama dan bapak Hidayat, atas terpilihnya kembali, semoga amanah, Amiin,” tulis Mbah Mijan di twiternya Februari lalu.
Nah bagaimana jadinya setelah Ahok-Djarot dinyatakan kalah versi hitung cepat?
Melalui akun twitternya Mbah Mijan menyampaikan permintaan maafnya.
“Mohon maaf kepada seluruh pendukung Ahok-Djarot, kita sudah bekerja keras maximal, namun inilah kehendak Tuhan, Selamat kepada Anies-Sandi,” tulis Mbah Mijan.
Mbah Mijan juga mengungkapkan hasil penerawangannya soal dampak yang akan melanda Jakarta jika bukan Anies-Sandi yang menang.
“Saya katakan sejujur-jujurnya, bahwa kemenangan nomor 3 adalah yang terbaik untuk warga Jakarta, untuk keamanan rakyat yang tak berdosa.”
Ia juga mengungkapkan jika apa yang terjadi di ibu kota pada dini hari tadi sangat mencekam.
“Bahkan hingga pukul 03.00 tetap tidak bisa didinginkan, hingga akhirnya demi rakyat yang tak berdosa, kita persilahkan pemimpin baru Jakarta”.
“Semoga kalian paham tentang apa yang saya katakan, seandainya kalian tahu soal obrolan tadi malam, mungkin anda akan memilih golput, serius.”
Berikut lima penyebab kekalahan pasangan petahana (incumbent) ini berdasarkan hasil riset LSI Denny JA yang dirangkum Tribun-Timur.com:
1. Kesamaan Profil Pemilih
Pendukung, termasuk partai politik pengusung pasangan nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang kalah pada putaran pertama lebih banyak mengalihkan dukungan kepada pasangan Anies dan Sandiaga.
Hal ini didasari kesamaan profil pemilih.
2. Kebijakan Tak Pro Rakyat
Akibat kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang dinilai tak pro kepada rakyat.
Kebijakan tersebut, antara lain berupa penertiban kawasan pemukiman dan reklamasi di pantai Jakarta Utara.
3. Sentimen Anti-Ahok
Faktor sentimen anti-Ahok karena kapitalisasi isu agama dan primordial.
Ahok dianggap tak pas untuk memimpin pemerintahan DKI Jakarta karena bukan pemeluk agama yang mayoritas dipeluk warga DKI Jakarta.
Berdasarkan asil riset LSI Denny JA, sekitar 40 persen pemilih yang beragama Islam di DKI Jakarta tidak bersedia dipimpin oleh Ahokyang non-Muslim.
Mereka berupaya keras agar Ahok kalah dan tidak memimpin lagi DKI Jakarta.
Selain itu, dia juga berasal dari kelompok etnis minoritas.
4. Kasar dan Arogan
Karakter Ahok yang kasar dan arogan.
Sikap mantan Bupati Belitung Timur itu dianggap bukan tipe pemimpin yang layak memimpin Jakarta karena omongannya kerap dianggap kasar.
Puncaknya, ketika dia blunder soal ayat suci Alquran.
Belum lagi sikapnya yang dinilai tidak konsisten, suatu ketika mencerca partai politik dan hanya ingin maju lewat jalur independen.
Namun, selanjutnya ia berjuang mencari dukungan partai politik.
5. Kompetitor Baru
Hadirnya kompetitor baru yang menjadikan pemilih memiliki alternatif dalam memilih pemimpin DKI Jakarta.
Pasangan Anies dan Sandiaga, serta pasangan Agus dan Sylviana menjadi alternatif pemilih yang pro maupun kontra Ahok.(*)
[Sumber : tribun lampung]
0 Response to "Ramalan Meleset, 1.000 Jin Mbah Mijan Gagal Menangkan Ahok, Beginilah Cara Dia Ngeles"
Post a Comment