Terkuaknya Kebohongan Dwi Hartanto, Ilmuwan Indonesia yang Ternyata Pembohong Besar!
Infoteratas.com - KBRI Deen Haag mencabut penghargaan yang diberikan kepada Dwi Hartanto, mahasiwa doktoral yang selama ini memiliki klaim profil mentereng terkait prestasi di bidang antariksa. Belakangan kebohongan Dwi yang disebut-sebut sebagai the next BJ Habibie mengenai prestasinya itu terkuak.
Pencabutan penghargaan itu berdasarkan Keputusan Kepala Perwakilan RI untuk Kerajaan Belanda Nomor SK/029/KEPPRI/IX/2017 tentang Pencabutan Keputusan Kepala Perwakilan RI untuk Kerajaan Belanda SK/023/KEPPRI/VIII/2017 tentang penghargaan kepada DR. IR Dwi Hartanto.
Surat itu diteken Duta Besar I Gusti Agung Wesaka dan ditetapkan pada 15 September 2017. Keputusan ini dipublish di laman resmi KBRI Den Haag pada 5 Oktober 2017 lalu.
"Bahwa setelah pemberian penghargaan kepada Dr. Ir. Dwi Hartanto terdapat dinamika dan perkembangan di luar praduga dan itikad baik. Bahwa dinamika dan perkembangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a mengharuskan adanya perubahan atas keputusan pemberian penghargaan dimaksud," demikian petikan bunyi pertimbangan dari KBRI Den Haag yang dikutip Minggu (8/10/2017).
Dwi adalah mahasiwa doktoral dari Indonesia yang menuntut ilmu di negeri Belanda yakni di Technische Universiteit (TU) Delft. Selama ini kabar mengenai Dwi lekat dengan cerita manis mulai mengenai pretasinya dalam membuat Satellite Launch Vehicle/SLV (Wahana Peluncur Satelit) sampai menang di Kompetisi Antar-Space Agency Luar Angkasa. Muncul juga klaim bahwa dia mengantongi paten di bidang di bidang spacecraft technology.
Sebelum pencabutan dilakukan, muncul dokumen 'investigasi mandiri' mengenai klaim prestasi-prestasi Dwi Hartanto yang selama ini muncul di permukaan. Dokumen investigasi itu menepis mentah-mentah klaim Dwi Hartanto mulai dari pertemuan dengan BJ Habibie, latar belakang S1 sampai prestasi di bidang antariksa.
Setelah melalui proses demi proses, Dwi akhirnya mengakui mengenai kebohongan klaim prestasinya tersebut. Dwi pun meminta maaf.
"Sebagaimana kita ketahui, di beberapa waktu terakhir ini telah beredar informasi berkaitan dengan diri saya yang tidak benar, baik melalui media massa maupun media sosial. Khususnya perihal kompetensi dan latar belakang saya yang terkait dengan bidang teknologi kedirgantaraan {Aerospace Engineering) seperti
teknologi roket, satelit, dan pesawat tempur," kata Dwi seperti dikutip dari situs resmi PPI Delft.
"Melalui dokumen ini, saya bermaksud memberikan klarifikasi dan memohon maaf atas informasi-informasi yang tidak benar tersebut. Saya mengakui bahwa kesalahan ini terjadi karena kekhilafan saya dalam memberikan informasi yang tidak benar (tidak akurat, cenderung melebih-lebihkan), serta tidak melakukan koreksi, verifikasi, dan klarifikasi secara segera setelah informasi yang tidak benar tersebut meluas. Ketidakakuratan informasi yang saya sebutkan sebelumnya belakangan ini terkuak selebar-Iebainya, dan menimbulkan kegelisahan di masyarakat Indonesia, khususnya di antara alumni almamater saya, TU Delft (Technische Universiteit Delft). Akan tetapi, dari awal saya tidak ada maksud dan keinginan untuk secara sengaja merugikan dan bahkan menyerang individu atau lembaga-lembaga yang terkait," sambung Dwi.
Dwi terang-terangan mengakui bahwa dia bukan kandidat doktor di bidang space technology & rocket development. Dia sebenarnya adalah kandidat doktor di bidang Interactive Inteligence (Departemen Intelligent Systems). Dwi mengakui dia tidak pernah merancang Satellite Launch Vehicle sebagaimana yang selama ini digaungkan.
"Yang benar adalah bahwa saya pernah menjadi anggota dari sebuah tim beranggotakan mahasiswa yang merancang salah satu subsistem embedded flight computer untuk roket Cansat V7s milik DARE (Delft Aerospace Rocket Engineering), yang merupakan bagian dari kegiatan roket mahasiswa di TU Delft. Proyek ini adalah proyek roket amatir mahasiswa," kata Dwi.
Sudah pada tau tentang kebohongan #DwiHartanto? Thread 👇🏻— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Dimulai dari kesalahan fatal wartawan detik, Eddi Santosa, yg menulis berita tanpa kros-referensi di: https://t.co/4TRS4AjHyH #DwiHartanto— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Diberitakan bahwa #DwiHartanto, kandidat doktor TU Delft, memimpin tim peluncuran roket TARAv7s, sebuah proyek kementrian pertahanan Belanda— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Isi pemberitaan tersebut menggiring opini bahwa ada putra bangsa sedang menempuh pendidikan doktoral di Belanda yg berprestasi #DwiHartanto— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Dimulai dari jurnalistik Eddi Santosa yg ngawur tsb, berita ini tersebar ke berbagai media online lainnya spt https://t.co/0yHsbZuLoi, dll— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Bahkan kabar bohong yg dikarang sendiri oleh #DwiHartanto dan difasilitasi oleh Eddi Santosa ini masuk ke media tv, yi di Metro TV— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Pada November 2016, @NajwaShihab dlm program Mata Najwa, #DwiHartanto diwawancarai lgsg dr Belanda https://t.co/aCcPHrqhfp— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Dlm program MetroTV bertajuk "Menjemput Impian", Agustus 2017, nama #DwiHartanto dibahas pd wwncr dgn BJ Habibie tsb https://t.co/2DURhPSteG— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Begitu banyak klaim yang diberikan oleh #DwiHartanto dari semua pemberitaan media, beberapa diantaranya adalah keterlibatannya dalam..— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
.. pembuatan roket militer Belanda, bahwa ybs memenangkan lomba internasional dan mendapat cek dalam Euro, lulusan S1 Tokyo Institute of..— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
.. technology Jepang, berusia 28 tahun di tahun 2016, ahli dalam bidang kedirgantaraan, mengantongi 3 jenis paten, menempuh post doctoral...— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
.. dsb. Oleh karena semua klaim ini, Dwi Hartanto mendapat penghargaan dari KBRI Den Haag pd perayaan 17 Agustus 17 https://t.co/Yi7gHSSn9C— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
#DwiHartanto juga mendapat kehormatan untuk diundang pada acara Visiting World Class Professor 2016 di Jakarta https://t.co/z0Vb9xm2Mt— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
#DwiHartanto pada tahun 2007 memulai pendidikan master (S2) nya di TU Delft, Delft, Belanda, kemudian melanjutkan S3 di kampus yang sama. http://pic.twitter.com/hm8xx9xfW8— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
#DwiHartanto pada tahun 2007 memulai pendidikan master (S2) nya di TU Delft, Delft, Belanda, kemudian melanjutkan S3 di kampus yang sama. http://pic.twitter.com/hm8xx9xfW8— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Kebohongan pertama dimulai dari roket TARAv7s. Kabar berhembus bahwa hoax ini dia ciptakan sekedar untuk memikat hati seorang wanita.— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Namun kebohongannya meluas dan #DwiHartanto menikmati eforia pemberitaan yang beredar ttg dirinya. Mulailah dia menciptakan lebih banyak..— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
..kebohongan. Rekan-rekan sesama mahasiswa Indonesia di Delft mulai berusaha mengklarifikasi dan menegur #DwiHartanto, namun tak dihiraukan.— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Pendekatan oleh teman2nya dilakukan secara personal. Namun Dwi Hartanto tidak bergeming dan tetap melanjutkan kebohongannya tnp klarifikasi.— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Oleh karenanya, mereka melakukan investigasi internal dengan mengumpulkan bukti dan fakta yang membantah semua klaim dari #DwiHartanto.— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Awalnya dokumentasi bukti ini disimpan hanya untuk kalangan mereka saja, namun kebohongan DH dinilai sudah mulai meresahkan dan..— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
.. berpotensi merugikan instansi-instansi negara. Oleh karenanya, pada awal September 2017, dipicu oleh postingan salah satu alumni di..— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
.. FB closed group PPI Delft, pemberitaan tentang kebohongan #DwiHartanto memanas. Banyak alumni yang mendesak klarifikasi oleh DH http://pic.twitter.com/daEaR1tAJW— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Tidak satupun komentar ditanggapi dan tak sekalipun #DwiHartanto angkat bicara. Bbrp hari stlhnya, DH kemudian menonaktifkan Facebooknya.— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Sementara itu, ternyata per 15 Sept, KBRI Den Haag sudah mencabut penghargaan yg sblmnya diberikan kpd #DwiHartanto https://t.co/2478nad2Pl http://pic.twitter.com/FFIHomglUB— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Sepertinya semakin jelas bahwa klaim2 yg dibuat #DwiHartanto adalah palsu, terbukti dari dikeluarkannya pernyataan sikap oleh PPI Delft sbb: http://pic.twitter.com/ffFM0qYELS— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Disusul di tanggal 7 Okt 2017, pada akhirnya #DwiHartanto mengeluarkan surat klarifikasi yg meluruskan semua klaim yg dibuat sebelumnya http://pic.twitter.com/MT1ZaqoiTL— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Surat ini ditandatangani oleh #DwiHartanto sendiri di atas materai. Kemungkinan dikeluarkan sebagai salah satu kesepakatan dari.. http://pic.twitter.com/mI0etJBqyz— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
Berita pencabutan penghargaan yg diberikan oleh KBRI jepada #DwiHartanto sudah masuk ke portal berita gatranews di https://t.co/3z19aMDvTC— vine (@vinedict) 7 Oktober 2017
http://ift.tt/2y8fnPl;
from Infoteratas http://ift.tt/2kvR9JT
0 Response to "Terkuaknya Kebohongan Dwi Hartanto, Ilmuwan Indonesia yang Ternyata Pembohong Besar!"
Post a Comment