Stresss Bisa Mempercepat Kematian Bagi Penghidap Diabetes
Pennsylvania, Info Breaking News - Pengidap diabetes rentan mengalami stres, yang jika tak diatasi dapat berlanjut menjadi depresi. Bila depresi menyerang, penderita diabetes akan kehilangan motivasi mempertahankan kadar gula darah.
"Secara psikologis, hidup dengan penyakit diabetes akan bergelut dengan cara mengatasinya, mengelola, mencegah. Sehingga ini dapat menimbulkan perasaan menyedihkan dan mungkin membuat penyandang diabetes mengalami depresi berat," ucap psikolog klinis dari Crozer Keystone Health System di Springfield, Pennsylvania, Barry J Jacobs.
Pernyataan Jacobs diperkuat hasil penelitian dari International Journal of Endocrinology pada September 2015. Penemuan tersebut mengungkapkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan resistensi insulin yang berujung pada munculnya diabetes tipe 2.
Seorang tenaga pengajar diabetes bersertifikat dari Good Samatarian Medical Center di West Islip, New York Susan Ardilio, berpendapat bahwa stres kronik merupakan penyakit siklik. Misalnya, perasaan tidak nyaman ketika tak bisa memakan apa yang teman Anda santap. Itu bisa menimbulkan isolasi sosial, yang membuat Anda merasa tak baik.
"Dan bila itu terjadi, Anda mungkin akan makan terlalu banyak atau menikmati makanan yang tidak sehat. Perilaku itu dapat memperburuk diabetes Anda dan menyebabkan depresi," papar Adellio.
Jika mengalami depresi, Anda mungkin tak memiliki motivasi untuk mempertahankan kontrol kadar gula darah, atau menjadi malas berolahraga secara teratur. Hal ini tentu tidak baik. Sebab, menurut penelitian dari Medical Hypotheses yang dilakukan pada April 2015, depresi erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskuler pada penyandang diabetes.
Lalu bagaimana penyandang diabetes dapat mengontrol depresi, mengelola kesehatan fisik serta emosional? Ikuti langkah berikut ini.
1. Beri tahu pada dokter untuk mendiagnosanya. Gejala susah tidur atau susah berkonsentrasi, bisa menjadi awal dari depresi. Hal ini tentu berdampak pada efek samping obat dan melonjaknya kadar gula darah.
2. Olahraga secara teratur. Bila perlu Anda harus memaksakan diri untuk olahraga secara rutin. Sebab olahraga sangat menyehatkan, meningkatkan suasana hati dan mengatur gula darah. Disebutkan oleh International Journal of Endocrinology 2015, terdapat khasiat olahraga bagi penyandang diabetes. Setelah berolahraga secara teratur selama setahun, penyandang diabetes tipe 2 akan mengalami penurunan peradangan dan gejala depresi.
3. Bergabunglah dengan kelompok pendukung diabetes. Bersama mereka, Anda bisa berbagi informasi, pemahaman, dan hal lain yang sangat membantu mencegah depresi. Bahkan di Amerika para penyandang diabetes dapat menemukan grup tersebut secara online melalui American Diabetes Association.
4. Yang juga tak kalah penting ialah memerhatikan asupan makanan. Lakukan diet sehat. Sebab, cara ini akan membantu mengontrol gula darah, dan menjadikan diri Anda lebih baik secara emosional. Dengan demikian, Anda akan terhindari dari risiko depresi.
Selain melakukan diet sehat, , cobalah rutin mengonsumsi susu yang membantu mencukupi nutrisi harian. Khusus bagi penyandang diabetes atau pradiabetes dapat mengonsumsi Diabetasol. Ini adalah asupan nutrisi pengganti makan yang lengkap dan seimbang untuk penyandang diabetes.
Keunggulan Diabetasol yaitu nilai gizinya lengkap dan seimbang sehingga bisa digunakan sebagai pengganti makan, Vitadigest yang merupakan kombinasi karbohidrat lepas lambat sehingga kenaikan gula darah setelah makan tidak meningkat secara drastis, serta Indeks Glikemiknya rendah (31) sehingga dapat diserap perlahan-lahan oleh tubuh.
Diabetasol tersedia dalam pilihan rasa cokelat, vanila, dan cappucino yang bisa dipilih sesuai selera. Diabetasol dapat diminum setiap hari, yaitu 2 gelas/hari sebagai pengganti makan utama (pagi dan malam) atau pengganti makan total (Per 60 gr/saji mengandung kalori 260 kkal). *** Nadya Emilia.
from Berita Anyaran http://ift.tt/2vTssIV
"Secara psikologis, hidup dengan penyakit diabetes akan bergelut dengan cara mengatasinya, mengelola, mencegah. Sehingga ini dapat menimbulkan perasaan menyedihkan dan mungkin membuat penyandang diabetes mengalami depresi berat," ucap psikolog klinis dari Crozer Keystone Health System di Springfield, Pennsylvania, Barry J Jacobs.
Pernyataan Jacobs diperkuat hasil penelitian dari International Journal of Endocrinology pada September 2015. Penemuan tersebut mengungkapkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan resistensi insulin yang berujung pada munculnya diabetes tipe 2.
Seorang tenaga pengajar diabetes bersertifikat dari Good Samatarian Medical Center di West Islip, New York Susan Ardilio, berpendapat bahwa stres kronik merupakan penyakit siklik. Misalnya, perasaan tidak nyaman ketika tak bisa memakan apa yang teman Anda santap. Itu bisa menimbulkan isolasi sosial, yang membuat Anda merasa tak baik.
"Dan bila itu terjadi, Anda mungkin akan makan terlalu banyak atau menikmati makanan yang tidak sehat. Perilaku itu dapat memperburuk diabetes Anda dan menyebabkan depresi," papar Adellio.
Jika mengalami depresi, Anda mungkin tak memiliki motivasi untuk mempertahankan kontrol kadar gula darah, atau menjadi malas berolahraga secara teratur. Hal ini tentu tidak baik. Sebab, menurut penelitian dari Medical Hypotheses yang dilakukan pada April 2015, depresi erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskuler pada penyandang diabetes.
Lalu bagaimana penyandang diabetes dapat mengontrol depresi, mengelola kesehatan fisik serta emosional? Ikuti langkah berikut ini.
1. Beri tahu pada dokter untuk mendiagnosanya. Gejala susah tidur atau susah berkonsentrasi, bisa menjadi awal dari depresi. Hal ini tentu berdampak pada efek samping obat dan melonjaknya kadar gula darah.
2. Olahraga secara teratur. Bila perlu Anda harus memaksakan diri untuk olahraga secara rutin. Sebab olahraga sangat menyehatkan, meningkatkan suasana hati dan mengatur gula darah. Disebutkan oleh International Journal of Endocrinology 2015, terdapat khasiat olahraga bagi penyandang diabetes. Setelah berolahraga secara teratur selama setahun, penyandang diabetes tipe 2 akan mengalami penurunan peradangan dan gejala depresi.
3. Bergabunglah dengan kelompok pendukung diabetes. Bersama mereka, Anda bisa berbagi informasi, pemahaman, dan hal lain yang sangat membantu mencegah depresi. Bahkan di Amerika para penyandang diabetes dapat menemukan grup tersebut secara online melalui American Diabetes Association.
4. Yang juga tak kalah penting ialah memerhatikan asupan makanan. Lakukan diet sehat. Sebab, cara ini akan membantu mengontrol gula darah, dan menjadikan diri Anda lebih baik secara emosional. Dengan demikian, Anda akan terhindari dari risiko depresi.
Selain melakukan diet sehat, , cobalah rutin mengonsumsi susu yang membantu mencukupi nutrisi harian. Khusus bagi penyandang diabetes atau pradiabetes dapat mengonsumsi Diabetasol. Ini adalah asupan nutrisi pengganti makan yang lengkap dan seimbang untuk penyandang diabetes.
Keunggulan Diabetasol yaitu nilai gizinya lengkap dan seimbang sehingga bisa digunakan sebagai pengganti makan, Vitadigest yang merupakan kombinasi karbohidrat lepas lambat sehingga kenaikan gula darah setelah makan tidak meningkat secara drastis, serta Indeks Glikemiknya rendah (31) sehingga dapat diserap perlahan-lahan oleh tubuh.
Diabetasol tersedia dalam pilihan rasa cokelat, vanila, dan cappucino yang bisa dipilih sesuai selera. Diabetasol dapat diminum setiap hari, yaitu 2 gelas/hari sebagai pengganti makan utama (pagi dan malam) atau pengganti makan total (Per 60 gr/saji mengandung kalori 260 kkal). *** Nadya Emilia.
from Berita Anyaran http://ift.tt/2vTssIV
0 Response to "Stresss Bisa Mempercepat Kematian Bagi Penghidap Diabetes"
Post a Comment