Bukan Habib : Kardinal Pell Pulang ke Australia untuk Hadapi Tuntutan Kejahatan Seks




  Yes  Muslim  - Seorang pejabat Vatikan yang dituduh melakukan kejahatan seks di negara asalnya Australia sedang dalam perjalanan pulang untuk menghadapi dakwaan di pengadilan, Channel 9 melaporkan, seperti dilansir Reuters, Ahad (9/7). Saat diberitakan penasehat Paus Francis itu sedang singgah di Singapura.




Polisi Australia menuduh Kardinal George Pell akhir bulan lalu melakukan kejahatan-kejahatan itu. Menteri ekonomi Vatikan tersebut menjadi pejabat gereja yang memiliki kedudukan tertinggi untuk menghadapi dakwaan-dakwaan. Pell telah menyatakan dirinya tak bersalah dan mengatakan ia akan kembali ke Australia untuk membersihkan namanya.

Channel 9 menyiarkan video yang diambil oleh seorang wisatawan tentang Pell yang mengenakan baju biasa dengan seorang teman di luar sebuah kedai ice cream di Singapura. Turis itu mengatakan kepada Pell ibu wisatawan itu ingin tahu apakah ia tak berbuat seperti apa yang dituduhkan.

"Beri tahu dia bahwa saya tak bersalah," kata Pell.

Channel 9 mempublikasikan video itu di halaman Facebook-nya pada Sabtu (8/7) malam dan menyatakan video itu diambil pada hari yang sama beberapa jam sebelum ditayangkan. Pell tidak hadir untuk membela diri dan video itu menandai untuk pertama kali ia terlihat di depan umum di luar Roma sejak polisi menuduhnya.

Ia diperkirakan akan hadir di sebuah pengadilan Melbourne pada 26 Juli. Pengacara Pell dari Australia tidak dapat dihubungi lewat telepon dan tak segera menjawab permintaan yang dikirim lewat surat elektronik untuk memberi komentar.






Polisi Australia Pertimbangkan Tuntut Kardinal Vatikan Atas Pelecehan Seksual


 Kepolisian Victoria, Australia, kini mempertimbangkan kemungkinan menuntut pemuka Katolik Kardinal George Pell atas tuduhan pelecehan seksual yang terjadi sejak akhir 1970-an. Hal itu setelah polisi mendapat saran dari Direktorat Penuntutan Umum (DPP) setempat.

Tiga detektif dari Kepolisian Victoria terbang ke Roma tahun lalu untuk mewawancarai Kardinal Pell yang kini bertugas di Vatikan. Polisi mengeluarkan pernyataan, Rabu (17/5) yang menyebutkan mereka menerima saran DPP Victoria mengenai investigasi pelecehan seksual dan detektif mereka akan mempertimbangkan saran itu sebelum mengajukan tuntutan.

Laporan terhadap Kardinal Pell tersebut dari dua pria yang kini berusia 40-an, dari kampung halaman Kardinal Pell di Ballarat. Keduanya mengaku Pell menyentuh mereka secara tidak senonoh pada musim panas 1978-79 saat bermain di kolam renang kota itu.

Kantor Kardinal Pell mengeluarkan pernyataan terkait laporan itu yang menyatakan dia tidak pernah melecehkan siapapun.

"Kardinal tidak ingin menyebabkan kesusahan pada siapa pun korban pelecehan. Namun, klaim dia telah melakukan pelecehan seksual terhadap siapa pun, dimana pun, kapan pun dalam hidupnya, sama sekali tidak benar dan benar-benar keliru," kata pernyataan tersebut.

Dalam perjalanan kariernya menjadi pemuka Katolik Australia paling senior, Kardinal Pell pernah menjadi pastor di Keuskupan Ballarat sebelum menjadi Uskup Agung Melbourne dan kemudian Sydney. Saat ini Kardinal Pell bertugas di Vatikan sebagai pejabat tinggi di Sekretariat Bidang Perekonomian, yang biasanya digambarkan sebagai bos keuangan Vatikan.

Kardinal Pell selalu membantah melakukan kesalahan apa pun.

'Kekebalan diplomatik'
Pengacara Vivian Waller, yang membela banyak korban pelecehan seksual yang menuntut para pemuka agama, mengatakan bahwa penyelidikan tersebut harus dibiarkan berjalan sebagaimana adanya. Namun, kata Dr Waller, jika Kardinal Pell dijadikan tersangka, hal itu akan menimbulkan pertanyaan yurisdiksi yang "cukup kompleks" dalam proses pidana tersebut.

"Kita tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Vatikan dan seseorang dalam posisi Kardinal Pell kemungkinan berhak atas semacam kekebalan diplomatik," kata Dr Waller kepada Radio ABC Melbourne.

"Saya membayangkan akan ada pertanyaan rumit yang muncul jika Kepolisian Victoria mengajukan tuntutan," jelasnya.

Dr Waller mengatakan dia berbesar hati dengan tanggapan dari Gereja Katolik selama pemeriksaan Komisi Khusus mengenai Pelecehan Seksual Anak di Australia. Namun, keadaan telah berubah sejak komisi tersebut mengakhiri pemeriksaan kasus terakhirnya.

"Di Irlandia, ketika komisi khusus berakhir di sana, muncul banyak tekanan dari entitas Katolik dan perusahaan asuransi mereka," katanya.

"Menurut pendapat saya dan dalam pengalaman saya selama beberapa minggu terakhir, kita mulai merasakan hal itu di Victoria," tambahnya.

Diterbitkan Rabu 17 Mei 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita berbahasa Inggris di ABC News.







Gereja Sydney tidak akan Bayar Biaya Hukum Kardinal Pell


SYDNEY -- Keuskupan Agung Sydney tidak akan membayar biaya pengadilan bekas uskup agungnya, Kardinal George Pell yang akan kembali ke Australia untuk menghadapi tuntutan atas kasus penyerangan seksual di masa lalu.

Uskup Agung Sydney Anthony Fisher menggambarkan Pell, pendahulunya, sebagai seseorang dengan integritas dan iman yang besar, terpuji sepenuhnya. "Keuskupan akan membantu akomodasi bagi Kardinal dan dukungan seperti yang sepantasnya diberikan bagi semua uskup atau pastor, tapi tidak bertanggung jawab atas tagihan biaya hukum Kardinal yang muncul karena masalah ini," katanya.

Pell akan mengambil cuti dari tugasnya sebagai kepala sekretariat Vatikan, jabatan paling senior pada administrasi kepausan, untuk datang ke Melbourne ke pengadilan bulan depan. Ia berulang kali menyangkal sangkaan pelanggaran seksual. Pada konferensi pers di Roma kemarin ia mengatakan dirinya sebagai korban dari pembunuhan karakter berkepanjangan.

"Seluruh ide tentang pelanggaran seksual mengerikan buat saya," katanya.

Dakwaan terhadap Pell yang pernah lama memimpin Gereja Katolik Australia akan memasuki bulan final yang melelahkan dan mengejutkan bagi Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse. Uskup Agung Archbishop Fisher mengatakan, "korban harus didengar dengan hormat dan belas kasihan serta keluhan mereka diselidiki dan ditangani sesuai hukum".

Clouds hang over St Peter's Basilica at the Vatican.
Awan gelap menggelayut di atas Basilika Santo Petrus, Vatikan 29 Juni 2017, di hari Kardinal George Pell didakwa kasus penyerangan seksual.
AP: Gregorio Borgia

"Kita harus membiarkan penegakan hukum yang tidak memihak," kata Fisher.

"Saya akan meminta semua orang agar berdoa bagi kebenaran dan keadilan untuk kasus ini, berdoa bagi Gereja kita pada masa yang sulit ini, dan tetap berdoa untuk mereka yang terpengaruh oleh pelanggaran seksual."

Izin Vatikan

Dalam konferensi pers dari Vatikan pada Kamis 29 Juni. Pell mengatakan ia telah berbicara dengan Paus Fransiskus tentang kasus ini. "Saya memberitahu Paus Fransiskus, Bapa Suci, secara reguler selama bulan-bulan yang panjang ini," kata Pell.

Cardinal George Pell  in 2008 wearing headdress and holding staff
Kardinal George Pell pada sebuah misa di Sydney, 2008.
AP: Rick Rycroft

"Saya sudah berbicara dengan ia dalam beberapa kesempatan pekan lalu. Kami bicara tentang kebutuhan saya untuk cuti untuk membersihkan nama saya. Jadi saya berterima kasih kepada Bapa Suci telah mengizinkan saya cuti untuk kembali ke Australia," ujarnya.

Juru bicara Takhta Suci Vatikan Greg Burke mengatakan sejak saat ini, Pell tidak akan melakukan kegiatan liturgi bagi publik. Tahta Suci akan terus mengawasi kasus ini secara lebih dekat, karena media internasional mengalihkan perhatian pada rekam jejak Vatikan mengenai dugaan pelanggaran.

Josh McIlwee, seoang jurnalis dari National Catholic Reporter, mengatakan: "Paus tidak punya pilihan. Ini tentang pejabat tingkat tertinggi di gereja. Dia kini didakwa pelanggaran seksual, dan ia harus diberi cuti."

Harian di Irlandia, negara dengan mayoritas penduduk Katolik Irish Times menggambarkan perkembangan ini sebagai "menakjubkan," sementara banyak pengamat Vatikan mengira ini akan mengakibatkan pergolakan besar pada Takhta Suci.

Harus adil

Sebuah layanan dukungan bagi korban pelanggaran seksual mengatakan langkah Kepolisian Victoria mendakwa Pell penting bagi kesadaran masyarakat tentang masalah ini. Pam Stavropolous dari Blue Knot Foundation mengatakan ini menunjukkan siapa saja bisa didakwa.

"Fakta seorang figur senior Gereja Katolik telah didakwa dengan pelanggaran ini sangat bersejarah," kata Stavropolous.

"Saya pikir ini mewakili massifnya kenaikan kesadaran dalam masyarakat tentang keseringan dan cakupan menyangkut pelanggaran yanbg mengerikan ini."

Paul Tatchel, seorang penyintas pelanggaran seksual oleh kepastoran mengatakan sistem hukum berjalan lambat untuk tujuan yang baik. "Karena ini harus teliti dan perlu adil. Satu hal dari ini adalah penyintas harus sangat kuat menghadapi dan menghargai kalau kita harus melewati semua proses. Dan semua orang berhak atas proses itu," kata Thatchel.

Pell dijadwalkan hadir di Mahkamah Pengadilan Melbourne pada 26 Juli.

Diterjemahkan pada 30 Juni 2017 oleh Alfred Ginting dari berita ABC News.


Sumber : http://ift.tt/2uXnOZt



Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !





from BERITA KABAR INDONESIA http://ift.tt/2tZf4oq

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bukan Habib : Kardinal Pell Pulang ke Australia untuk Hadapi Tuntutan Kejahatan Seks"

Post a Comment